Makassar, Estetika – Rumata’ Artspace menyelenggarakan Opening Night Makassar Internasional Writers Festival (MIWF) 2018 sebagai pembuka serangkaian kegiatan MIWF di Fort Rotterdam, Makassar, Rabu (2/5).
Dilaksanakan pertama kali tahun 2011, agenda tahunan Rumata’ Artspace kali ini menjadi tahun ke-8 penyelenggaraan MIWF yang kini merupakan festival sastra satu-satunya di Indonesia Timur. Sebelumnya, kegiatan ini telah diawali dengan berbagai rangkaian kegiatan Pre-event MIWF sejak seminggu lalu, Kamis (26/4), dan akan dilanjutkan dengan serangkaian kegiatan inti selama 4 hari, Rabu-Sabtu (3-5/5).
Tema Voice/Noice pun diusung pada kegiatan kali ini yang dianggap relevan dengan kondisi sosial politik Indonesia saat ini dan bertepatan dengan agenda penting 20 tahun Reformasi Indonesia.
Lili Yulianti Farid, pendiri Rumata’ Artspace sekaligus penyelenggara MIWF, mengungkap bahwa sastra dapat menjadi wadah untuk memberitahu tentang persoalan yang ada dalam polemik masyarakat.
“Sastra sebagai wadah untuk mengetuk-ngetuk hati nurani kita, menjaga kegelisahan dan dapat memberitahu kita tentang segala persoalan yang ada dalam polemik masyarakat,” tuturnya.
Lebih lanjut, perempuan berhijab ini pun menjelaskan bahwa MIWF juga dapat menjadi ajang kumpul dan bertemu para pecinta sastra.
“Kegiatan ini, secara objektif anda datang and talk each other. Duduk dan membicarakan buku apa yang telah anda baca. Kurang lebih seperti itulah,” terangnya.
Dalam Opening Night MIWF, penampil menyuguhkan menampilkan tari kreasi, pemutaran film pendek tentang Salawati Daud sebagai perempuan Indonesia pertama yang menjadi Wali Kota di Indonesia, Sign Language Poetry dari Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin), dan penampilan dari penyanyi asal Makassar, Seselawing yang sekaligus menjadi penutup acara Opening Night MIWF kali ini.
Reporter: AM 6 ESTETIKA