Makassar, Estetika – Biro Kegiatan Mahasiswa Fakultas (BKMF) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Estetika Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan Sekolah Jurnalistik (Sekjur) di Kampus FBS UNM, Sabtu (15/2).
Kegiatan yang membahas “Manajemen Keredaksian” ini bertujuan untuk memberikan wawasan kepada anggota magang mengenai pengelolaan berita, yang disampaikan oleh Pemimpin Redaksi LPM Estetika Periode 2018-2019 Tirta Ningtyas Alifia Putri Sutaji.

Pemateri, Tirta Ningtyas Alifia Putri Sutaji, mengatakan bahwa selama kepemimpinannya, setiap reporter diwajibkan menerbitkan minimal tujuh berita setiap bulan.
“Setiap reporter harus menerbitkan tujuh berita dalam sebulan, dan kebanyakan dari mereka sudah terbiasa meliput hard news,” katanya.
Di sisi lain, Tirta, menjelaskan bahwa kualitas seorang reporter bergantung pada kemauannya dalam meneliti kebenaran dan menulis berita yang layak dipublikasikan agar dapat diterima serta disebarluaskan oleh publik.
“Kualitas reporter ditentukan oleh kemauan mereka dalam menggali kebenaran dan menyajikannya dalam bentuk berita yang layak terbit,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang peserta, Vanie Wirasti, mengajukan pertanyaan mengenai kekhawatirannya terhadap potensi dampak terhadap nilai akademik saat melakukan wawancara dengan narasumber, terutama dosen.
“Bagaimana cara menghindari pengaruh negatif terhadap nilai akademik ketika mewawancarai dosen?” tanyanya.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Tirta menyarankan agar reporter menggunakan sistem silang dalam wawancara.
“Mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris dapat mewawancarai narasumber dari jurusan lain, begitupun sebaliknya,” jelasnya.
Reporter: Salza Mariska (Magang)