Makassar, Estetika – Lembaga Kajian Ilmiah Mahasiswa Bertakwa (LKIMB) Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar Seminar Nasional Empowering Woman in The Society (EMPATI) Batch V di Ballroom D Gedung Pinisi, Sabtu (13/9).
Seminar yang mengangkat tema “Ekofeminisme: Membangun Kesadaran Merawat Ibu Bumi” ini menyajikan tiga materi, yakni perempuan dalam perspektif LKIMB, sosiologi lingkungan dan keadilan gender, dan kapitalisme global negara dan krisis ekologis, serta kapitalisme global negara dan krisis ekologis.
Pemateri pertama, Bahrul, menjelaskan bahwa setiap orang perlu membiasakan refleksi diri dan mengendalikan keinginan konsumtif agar tidak merusak keseimbangan alam.
“Kita perlu membiasakan diri untuk terus melakukan refleksi dan mengendalikan keinginan konsumtif agar tidak berlebihan,” jelasnya.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa membangun relasi yang adil dengan sesama sekaligus menghormati alam harus dilandasi kesabaran, empati, dan rasa tanggung jawab, sebab bumi memiliki siklus alami yang wajib dijaga keberlangsungannya.
“Dalam merawat lingkungan, kita harus mengedepankan kesabaran, empati, dan rasa tanggung jawab, sebab alam memiliki siklus transformasinya sendiri yang patut kita hargai,” tambahnya.
Di sisi lain, pemateri kedua, Nur Hajar, menyoroti bagaimana sistem kapitalisme dan praktik eksploitasi sumber daya alam berdampak langsung pada lingkungan dan masyarakat, khususnya perempuan.
“Kapitalisme dan pola eksploitasi sumber daya alam membawa dampak besar bagi lingkungan dan masyarakat, terutama perempuan,” jelasnya.
Menurut Hajar, perempuan memegang peran penting dalam merawat ekosistem dan menjaga keberlangsungan hidup komunitas lokal.
“Perempuan punya peran penting dalam menjaga kesejahteraan ekologi dan memperjuangkan keberlanjutan hidup masyarakat lokal,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, pemateri ketiga, Hikmawaty Sabar, mendorong agar masyarakat memandang perempuan dan lingkungan secara lebih inklusif dan menghormati keberagaman, sejalan dengan semangat ekofeminisme yang menekankan kesetaraan gender serta kepedulian pada kelestarian alam.
“Kita perlu melihat semua orang, termasuk perempuan dan lingkungan, dengan cara yang lebih inklusif dan menghargai keberagaman,” katanya.
Reporter: Ahmad Arsal Siddiq