Kabar Kampus

JAJAK PENDAPAT: TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP FASILITAS KAMPUS KEPEMIMPINAN DEKAN PERIODE 2019-2023

Makassar, Estetika – Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) menetapkan Anshari sebagai dekan terpilih pada, Senin (26/12) lalu.

BACA JUGA: JADI KANDIDAT TUNGGAL, ANSHARI DITETAPKAN SEBAGAI DEKAN FBS UNM PERIODE 2023-2027

Berdasarkan peraturan Akademik UNM bab 1 pada ketentuan umum pasal 1 ayat 14 menyebutkan bahwa dekan adalah pemimpin fakultas dalam lingkup UNM yang bertanggung jawab kepada rektor, yang berarti segala keputusan yang ditetapkan di lingkup fakultas merupakan tanggung jawab dekan.

Sejalan dengan hal itu, tim penelitian dan pengembangan (Litbang) LPM Estetika mengadakan jajak pendapat di lingkup FBS untuk mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa terhadap seluruh peraturan dan kebijakan yang diterapkan di FBS UNM periode Syukur Saud serta perubahan yang diinginkan mahasiswa oleh dekan selanjutnya.

Pengambilan data ini dilakukan dengan menggunakan metode random sampling yang memberikan kesempatan bagi seluruh mahasiswa FBS UNM untuk menjadi responden. Lebih lanjut, jajak pendapat ini dibuka selama dua pekan terhitung sejak Jumat (20/1) hingga Jumat (3/2) lalu dengan menyebarkan kuisioner Google form.

Jajak pendapat ini diisi oleh 110 responden dari tujuh Program Studi (Prodi) di FBS UNM meliputi angkatan 2018 sebanyak 1 orang, angkatan 2019 sebanyak 6 orang, angkatan 2020 sebanyak 47 orang, angkatan 2021 sebanyak 28 orang, dan angkatan 2022 sebanyak 27 orang.

MAYORITAS MAHASISWA KELUHKAN FASILITAS FBS UNM

Berdasarkan hasil survei, mayoritas mahasiswa berpendapat bahwa toilet di FBS UNM tidak layak untuk digunakan. Sebanyak 33% atau 36 responden dan 21% atau 23 responden berpendapat bahwa toilet yang tersedia di FBS UNM tidak layak untuk digunakan, sedangkan 26% responden atau 28 responden memilih netral, dan sisanya 16% atau 17 responden serta 6% atau 6 responden memilih sudah memuaskan.

Alasan yang diungkapkan oleh mahasiswa pun bervariasi, seperti toilet yang disediakan masih sangat jauh dari kata layak, pintu yang tidak memiliki kunci, lampu yang remang-remang, hingga tembok yang tercoret coret.

Selanjutnya pada fasilitas kelas, mahasiswa cenderung memilih tidak memuaskan terhadap kelas yang tersedia di FBS. Sebanyak 26% atau 29 responden dan sebanyak 15% atau 16 responden mengaku tidak puas terhadap kelas yang tersedia di FBS UNM untuk digunakan dalam proses belajar mengajar, sedangkan sebanyak 26% atau 28 responden memilih netral, dan selebihnya sebanyak 24% atau 27 responden serta 9%) atau 10 responden memilih sudah memuaskan.

Salah satu alasan mahasiswa memilih tidak memuaskan karena terdapat ruang kelas yang masih kurang sehingga beberapa mata kuliah harus dilaksanakan secara online, Air Conditioner (AC) yang tidak berfungsi, plafon yang bocor, serta kekurangan meja dan kursi.

Salah seorang mahasiswa, Nur Agusti Ayu, menuturkan rasa kecewanya karena Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Mandarin (PBM) sudah berjalan selama lima tahun namun belum memiliki ruang kelas khusus untuk belajar.

“Saya kecewa, prodi kami sudah ada selama lima tahun dan memiliki banyak mahasiswa tapi belum punya fasilitas pembelajaran,” tuturnya.

Di sisi lain, mahasiswa mengaku perpustakaan FBS tidak memuaskan untuk dipergunakan oleh mahasiswa, sebanyak 27% atau 30 responden dan 20% atau 22 responden memilih tidak memuaskan terhadap perpustakaan FBS UNM untuk dipergunakan oleh mahasiswa, sedangkan 33% atau 36 responden memilih netral, dan selebihnya 19% atau 21 responden dan 1 responden memilih sudah memuaskan.

Salah seorang responden, Chairunnisah, memgatakan bahwa lokasi perpustakaan FBS terletak di belakang sehingga sulit ditemukan, terlebih pintunya juga menghadap ke Fakultas Seni dan Desain (FSD).

Bukan hanya itu, Chairunnisah menyebut buku yang tersedia juga merupakan buku lama.

“Lokasinya di belakang, buku yang tersedia di sana tidak ada keluaran terbaru,” ujarnya.

Senada dengan hal itu, Sita Aprilia, juga menginginkan perpustakaan yang lebih layak untuk digunakan oleh mahasiswa.

“Tolong perbaiki perpustakaan dan lengkapi buku-bukunya,” tuturnya.

Pada fasilitas lapangan basket, mayoritas mahasiswa mengaku lapangan basket tidak memuaskan untuk digunakan, sebanyak 30% atau 33 responden dan 17% atau 19 responden memilih tidak memuaskan terhadap lapangan basket FBS UNM untuk digunakan oleh mahasiswa, sedangkan 35% atau 38 responden memilih netral, dan selebihnya 15% atau 16 responden dan 4% atau 4 responden memilih sudah memuaskan.

Menanggapi hal itu, salah seorang mahasiswa, Yudha Pratama, menuturkan alasan lapangan bakset tidak layak karenakan kondisinya yang tidak asri dan kotor.

“Lapangannya tidak terawat, warnanya hitam mungkin karena lumut, ring basketnya juga perlu diganti,” tuturnya.

Berbeda halnya dengan kantin, mahasiswa cenderung memilih netral terhadap kantin FBS, sebanyak 40% atau 44 responden memilih netral bahwa kantin yang tersedia di FBS UNM sudah memuaskan untuk digunakan oleh mahasiswa, sedangkan 25% atau 27 responden memilih tidak memuaskan, serta sisanya 18% atau 20 responden dan 4% atau 4 responden memilih sudah memuaskan.

MAYORITAS MAHASISWA MENGAKU FBS TIDAK UNGGUL DI BIDANG LITERASI

Sejalan dengan fasilitasnya yang kurang memadai, ternyata melalui jajak pendapat yang dilakukan oleh LPM Estetika, mahasiswa juga mengeluhkan tingkat keunggulan FBS di bidang literasi.

Sebanyak 30% atau 33 responden dan 6% atau 7 responden memilih tidak setuju bahwa FBS UNM merupakan fakultas yang unggul di bidang literasi, sedangkan 29% atau 32 responden dan 5% atau 5 responden memilih setuju, dan sisanya 30% atau 33 responden memilih netral.

Salah seorang responden, Melinda, mengaku bahwa kesadaran mahasiswa FBS terhadap pentingnya literasi masih sangat minim.

Melinda bahkan menyebut umumnya mahasiswa FBS memang tidak menyukai hal yang statis atau hal yang monoton seperti membaca.

“Umumnya mahasiswa memang tidak menyukai hal yang statis atau hal yang monoton seperti membaca,” ucap mahasiswa asal Toraja tersebut.

SEBANYAK 49% MAHASISWA MENGAKU NETRAL TERHADAP PELAYANAN AKADEMIK DI FBS

Terkait pelayanan akademik di FBS, mayoritas mahasiswa mengaku netral terhadap pelayanannya. Sebanyak 49% atau 54 responden memilih netral terhadap sistem pelayanan akademik di FBS UNM, sedangkan 30% atau 33 responden dan 5% atau 5 responden memilih sudah memuaskan serta sisanya 12% atau 13 responden dan 5% atau 5 responden memilih tidak memuaskan.

Namun diakui oleh salah seorang mahasiswa, Veronika Rini Pala’langan, menyebut selalu berusaha untuk kooperatif namun terkadang staf FBS malah bersikap sebaliknya.

“Mereka terkadang kurang kooperatif kepada kami (mahasiswa),” terang mahasiswa angkatan 2022 tersebut.

Pergantian dekan di lingkup Fakultas Ungu ini, tentu saja memantik banyak keinginan dan harapan mahasiswa untuk FBS di masa kepemimpinan dekan baru.

Dapat disimpulkan bahwa hasil survei Tim Litbang LPM Estetika FBS UNM mendapati bahwa sebanyak 78 responden (71%) memilih fasilitas pembelajaran terhadap perubahan yang diinginkan oleh dekan selanjutnya, sebanyak 77 responden (70%) memilih ruang kelas, sebanyak 68 responden (62%) memilih pembangunan, sebanyak 65 responden (60%) memilih keamanan, sebanyak 54 responden (50%) memilih pelayanan akademik, sebanyak 44 responden (44%) memilih metode pembelajaran, sebanyak 36 responden (33%) memilih administrasi dan terdapat 2 responden (2%) memilih semua opsi pada pilihan.

Lebih lanjut, mahasiswa juga mengemukakan pendapatnya terkait kebiasaan yang seharusnya menjadi bahan evaluasi di periode dekan selanjutnya, seperti proses transformasi ilmu atau metode pembelajaran, meningkatkan pelayanan serta mempermudah pelayanan administrasi, kejelasan jadwal perkuliahan yang setiap semester selalu bertabrakan dengan jadwal kelas lain, memberikan sanksi tegas kepada dosen yang masih menjual buku, pemberian nilai yang perlu objektif dan lebih transparan, peningkatan respon pelayanan birokrasi terhadap mahasiswa, keamanan di kampus perlu ditingkatkan utamanya penambahan CCTV dan penerangan di kampus, serta memperbaiki fasilitas kampus yang masih terbengkalai.

Salah seorang mahasiswa, Andi Namirah berharap agar FBS bisa memiliki ruang kelas yang cukup bagi mahasiswa, kantin yang luas, perpustakaan yang nyaman, kampus aman dan metode pembelajaran yang baik.

“Kelas yang cukup, kantin luas, perpustakaan nyaman, memperhatikan keamanan kampus, metode pembelajaran yang lebih baik lagi serta segala hal-hal baik untuk FBS serta mahasiswanya,” ungkap mahasiswa angkatan 2021 itu.

Sementara itu, Syahrul Alqi Fariq, mengatakan bahwa daripada memikirkan apa yang harus diperadakan di FBS, birokrasi dan mahasiswa sebaiknya mengoptimalkan dan menjaga apa yang sudah ada.

“Daripada penambahan fasilitas, lebih baik memaksimalkan fasilitas yang ada,” ujar mahasiswa asal Makassar tersebut.

Repoter: Tim Litbang LPM Estetika FBS UNM

Related posts

SIMBOL SYUKURAN, BESTRA ADAKAN PROSESI ANTAMAK BALLAK

LPM Estetika FBS UNM
March 25, 2019

KAPRODI PBI TEKANKAN SEIMBANGKAN ORGANISASI DAN AKADEMIK PADA PELANTIKAN PENGURUS HMPS ACCESS

Editor - Nurul Dwi Anugrah
August 14, 2024

TIM PKM-M UNM AJARKAN HURUF HIJAIYYAH LEWAT APLIKASI HIJNAFI

LPM Estetika FBS UNM
May 22, 2019
Exit mobile version