Makassar, Estetika -Mahasiswa pencinta alam dan seni budaya (MPAS) Maestro Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM), melaksanakan pelepasan ekspedisi ungu Binaiya angkatan XIX yang mengusung tema “Eksistensi Hukum Adatsasi Masyarakat Kanike dalam Upaya Pelestarian Hutan Gunung Binaiya, Seram Utara, Maluku”di lapangan basket FBS UNM, Parangtambung, Makassar, Jum’at (24/03).
Pembukaan acara diawali dengan pembacaan kode etik, yang dibacakan oleh anggota Maestro.
Kegiatan ini diikuti oleh enam orang yang terdiri dari satu orang pendamping dan lima orang peserta.
Rencananya ekspedisi ini akan belangsung di Hutan Gunung Binaiya, Pulau Seram, Seram Utara, Maluku, selama 1 bulan.
Kegiatan ini merupakan proses pengkaderan tingkat akhir untuk mendapatkan Nomor Registrasi Anggota (NRA). Sebelum tahap akhir ini mereka sudah melewati beberapa tahap, yaitu Pendidikan Dasar Maestro (PDM), Pendidikan Lanjutan Maestro (PLM), Konsentrasi Maestro (KIM) dan selanjutnya anggota seumur hidup MPAS Maestro.
Fauzan Azhari, selaku ketua umum MPAS Maestro, berharap, semoga dari ekspedisi Maestro ini dapat menuai hasil yang maksimal.
“Semoga dari kegiatan ekspedisi dapat memberikan hasil yang maksimal, memperoleh data yang baik, mendapatkan pelajaran dan kembali membawa nama baik MPAS Maestro,” ungkapnya saat memberikan sambutan.
“Tetaplah selalu menghayati sumpah mars MPAS Maestro dalam mencintai alam dan pencipta-Nya,” tuturnya sebelum melepas secara resmi.
Senada dengan itu, Fatmiati Nur, selaku Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FBS UNM, menghimbau kepada seluruh anggota Maestro yang melakukan Ekspedisi Ungu Binaiya agar selalu menjaga nama baik FBS dan UNM khususnya.
“semoga semua anggota Maestro dapat menjaga nama baik lembaga fakultas, FBS dan UNM serta tetap solid,” tuturnya dengan penuh harap.
Reporter : (Tim 1 AM) Estetika
Fotografer : Novira Aprianti (AM Estetika)