Makassar, Estetika – Dewan Kesenian Makassar (DKM) dan Mahasiswa Program Studi (Prodi) Sastra Indonesia (Sasindo) angkatan 2017 Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) mementaskan teater Karaeng Pattingalloang di Trans Studio Theme Park, Makassar, (10/4).
Karaeng Pattingalloang merupakan salah satu karya Fahmi Syariff yang ditulis pada tahun 1993 dan pertama kali dipentaskan di Festival Teater Mahasiswa Indonesia (FTMI) di Solo pada tahun 1993. Pementasan ini mengisahkan kehidupan Kerajaan Gowa Tallo ke-15 yang dipimpin oleh Karaeng Pattingalloang yang memiliki Kecerdasan yang luar biasa dan bijaksana dalam memimpin rakyatnya meskipun Tahtanya terancam direbut oleh Dg. Materru yang merupakan Bendahara Kerajaan yang ingin menjebaknya. Pementasan ini juga akan dilaksanakan sebanyak tiga kali, Rabu-Jumat (10-12/4).
Fahmi Syariff selaku Sutradara, mengungkapkan hal yang menginspirasinya dalam membuat naskah cerita ini.
“Ya, cerita dalam teater ini kami para seniman terinspirasi dari Karaeng Pattingalloang yang memiliki kecerdasan yang kami hubungkan dengan politik di abad ke-21 ini,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia juga menambahkan bahwa terdapat beberapa kendala para pemain selama proses latihan.
“Selama proses latihan yang 3 bulan, para pemain kurang pada bagian disiplin waktu karena selalu bertabrakan dengan jadwal kuliah dan ada yang berbeda prodi juga,” tambahnya.
Di sisi lain, Gloria Oktavia, salah seorang penonton, menuturkan bahwa pementasan ini menghibur dan memberikan moral yang menarik kepada penonton.
“Kalau tadi, di awal agak garing karena mungkin saya tidak mengerti bahasanya tetapi di tengah penampilan mulai menghibur. Dan yang lebih menarik adalah di akhir yaitu pesan moralnya bahwa kita tidak boleh mengharapkan sesuatu ketika kita melakukan sebuah pekerjaan,” tuturnya.
Reporter: Lia Novela & Nur Jihad