Makassar, Estetika – Sebanyak 16 Tim Mahasiswa Program Studi (Prodi) Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI) Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (JBSI) Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM) melaksanakan Seminar Hasil Magang di Gedung DH FBS UNM, Selasa (17/12).
Seminar hasil magang ini merupakan bagian dari Program Magang Mandiri, salah satu Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang pembiayaannya ditanggung sepenuhnya oleh Prodi BSI tanpa pengelolaan dari Kementerian seperti pada Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB).
Diketahui, selama proses magang, mahasiswa melaksanakan 7 program kerja, yaitu korespondensial, kearsipan, administrasi kepegawaian, administrasi humas/keprotokolan, etika dan etiket dalam pelayanan publik, penanganan aplikasi dan informasi, dan penyiapan serta pengelolaan pertemuan.
Ketua Prodi (Kaprodi) BSI, Nensilianti, menjelaskan bahwa seminar magang dilaksanakan untuk mendapatkan informasi valid terkait pelaksanaan magang, sebagai bentuk pembelajaran dan evaluasi prodi dalam mengelola kegiatan magang berikutnya.
Ia menyebut bahwa salah satu yang menjadi evaluasi yaitu mengenai kesulitan mahasiswa membagi waktu selama magang, sehingga perlu dipertimbangkan apakah mereka tetap diberi ruang mengambil empat Satuan Kredit Semester (SKS) lain atau diarahkan fokus full time magang.
“Seminar ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian, pengalaman, keterampilan, tantangan serta bagaimana solusinya selama pelaksanaan magang sebagai acuan pembelajaran serta rekomendasi untuk pengelolaan magang selanjutnya,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa seluruh dokumen yang dikerjakan harus selesai dan dikumpulkan sebelum seminar dimulai.
“Semua dokumen harus dikumpulkan, seperti look book, dokumentasi, serta artikel magang yang di-publish di jurnal pengabdian,” tekannya.
Sementara itu, Salah seorang Mentor Magang Tim Kecamatan Rappocini, Yahya Nur Yasin, menuturkan bahwa mahasiswa magang telah memberikan kontribusi signifikan dalam kelancaran pekerjaan, khususnya administrasi pemerintahan berkat inisiatif dan responsivitasnya yang tinggi.
“Merasa sangat terbantu dengan adanya mahasiswa magang, mereka juga aktif dan responsif ketika melaksanakan tugas yang diberikan,” tuturnya.
Di sisi lain, salah seorang mahasiswa magang, Nur Syawaluddin Ramadhan, mengatakan bahwa mahasiswa harus bersikap proaktif, disiplin, memiliki semangat belajar yang tinggi, serta selalu menjaga hubungan baik dengan pekerja di Instansi selama melakukan magang.
“Mahasiswa harus mempersiapkan mental yang kuat, menjaga etika, responsif, berani mencoba, jangan malu bertanya, dan penting untuk jaga komunikasi dengan pekerja di sana,” katanya.
Reporter: Mutiara